Sabtu, 16 April 2011

Beri aku Lilin atau Bendera Putih


Aku mulai memejamkan mata, mencoba mengingat apa
Yang terjadi..
Jam pun berdenting
Mencoba memecahkan heningnya malam
yang tak terselami jika hanya dilalui dengan beberapa lantunan nada
nan puitis.
Aku mendongakkan kepalaku,
Mengharap terlalu besar pada sebutir cahaya lamu..
Mengingat tak adanya kesempurnaan atau aku
yang terlalu banyak meminta untuk memiliki hati
yang sempurna …

Tuhaaannnn…….
Akankah aku kurang mensyukuri berkatMU
yang sangat indah bila dirasakan, sangat
nyaman bila dimiliki, namun sangat
pahit ketika aku harus menjalaninya …

Cinta ,
Jangan biarkan dia menyapaku sekejap saja, lebih cepat
dari sebuah intro musik yang kudengar tadi pagi.

Aku menutup telingaku seakan
tak ingin mendengar apapun alasan yang
terlontar yang mungkin lebih bisa dikatakan sebagai teriakan
burung – burung kecil yang hendak patah sayapnya .
terlalu banyak yang meracuni mataku.
Kini semua terbuang dan kubersihkan dari mataku.

Racun itu kuusap dengan telapak tanganku
sendiri.
Tapi,
Kenapa tiada henti racun itu mengalir membuat
rona mukaku lebam seperti habis dipukul oleh
lima orang berotot besar.
Aku kembali memejamkan mataku,
mendengarkan
hati yang galau yang sedang memanjatkan doanya
pada Penguasa Jagad Raya…
“Berikan aku lilin beserta apinya jika aku masih
harus berjalan walau terjal,
atau berikan aku bendera putih jika langkahku harus
berhenti disini…”

Antara Ilmu Sosial dan Cinta


Salah satu bentuk kebudayaan bisa dianggap sangat penting dalam suatu kelompok masyarakat. Namun ada suatu sifat yang selalu berlaku, dimana suatu jenis kebudayaan dianggap baik dan wajar di daerah A namun dianggap sangat tidak wajar atau tidak patut di daerah B. Disinilah prinsip relativitas kebudayaan berlaku.
Suatu hal yang mengidentifikasi suatu kelompok bisa jadi sangat dianggap penting, namun di lain pihak hal ini dapat memicu munculnya stereotip di tengah masyarakat dan muncul pula labelisasi yang mungkin dianggap tidak perlu karena dapat memicu konflik yang bersifat eksternal.
Inikah yang terjadi antara kita ?
Perbedaan budaya dari daerah asal kita yang yang berbeda memicu munculnya sikap dan tanggapan yang berbeda dari sebuah rangsangan yang sama.
Apakah kamu juga merasa hal yang sama ?
Atau hanya aku yang terlalu memojokkan diri sendiri seolah – olah aku paling benar dan kamu yang salah ? apakah aku harus selalu bergantung pada keadaan atau aku menghiraukannya seolah tidak butuh bantuan dari siapa – siapa ?
Hey !!!
Aku ini manusia yang adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa orang lain. Aku bergantung padamu dan mereka.

Cara kita dalam menghadapi masalah yang sama sangatlah berbeda.
Aku begini kamu begitu.
Aku pilih ini kamu pilih itu.
Apa yang salah antara orang Jawa dan Batak ?

Banyak temanmu mengungkapkan pendapat mereka secara internal dengan mengatakan bahwa masyarakat Batak hanya boleh menjalin suatu hubungan dengan masyarakat batak saja. Apakah ini adil untukku yang adalah bukan masyarakat Batak ?
Pikirkan juga aku. Mengapa mereka begitu mudah memainkan kata antara budaya dengan cinta ?
Mereka anggap apa aku ini ? belalang ? atau rumput ?

Burung yang terbang saja dipelihara olehNya, bunga bakung yang tidak memintal saja diberi hidup olehNya ..tapi kenapa aku yang berusaha keras meraihmu harus mendapat  justifikasi seperti itu ? seharusnyalah langkahku tidak terhenti hanya karena adat budayamu yang sebenarnya tidak aku pahami.


Begitu sering peranan dimainkan oleh orang – orang yang berupaya menunjukkan dirinya lebih baik dan bertujuan mengangkat prestise mereka.
Hendaknya kamu juga tahu, aku selalu berupaya melakukan hal terbaik, namun bukan untuk prestise, bukan pula untuk mendapat labelisasi bahwa aku orang hebat, tapi aku melakukan ini untuk seorang yang aku cinta, itu kamu.

Haruskah aku menanti keajaiban ??
Hahahahaha…
Itu hanya 1% dari kenyataan, 99% nya adalah usahaku sendiri yang selalu dinilai NOOLL BESAARR oleh kebanyakan orang.
Komunikasi dibutuhkan dalam hubungan antara individu dengan individu, individun dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok untuk saling mengerti dan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang lainnya.
Apakah kita sudah menunaikan tugas itu dengan baik, sedangkan dalam sehari saja mendapat 1 sms darimu adalah hal LUAR BIASA untukku. Mengapa kita seperti itu ?
Inikah caramu yang kau anggap tepat untuk menjalin suatu hubungan serius dengan salah seorang lawan jenis seperti aku ?
Terkadang muncul rasa ingin tahu dalam diri seseorang yang mendorong sikap imitasi maupun identifikasi yang sangat didorong oleh motif dan motivasi yang ditumbuhkan dalam diri seseorang maupun dari pengaruh orang lain.
Begitu pula aku, kadang aku ingin seperti mereka yang pacarnya bisa sms “Sayang, udah makan belum ? Jaga kesehatan yaa….”
Mungkin itu Cuma basa basi..tapi itu penting dan berarti buat aku,,,meskipun itu harus diulang – ulang dengan bahasa yang sama,,,tapi akan beda ceritanya kalo itu dari kamu,,,pasti sms itu akan meluluhlantakkan hati dan membuat ku senang akan perhatian yang kau miliki.
Namun, kau anggap itu bukanlah hal yang penting, basa basi itu tidak perlu,,sekali lagi TIDAK PENTING !
Aku berusaha menyesuaikan perasaan, hati dan sikap ku dengan semua hal yang menjadi kebiasaanmu.
Kadang aku menangis sendiri di kamar, kadang pula aku harus berpura – pura ke kamar mandi untuk mengusap air mataku saat aku menyadari aku berbeda dengan mereka semua yang punya pacar yang selalu mendapat pesan singkat atau telepon dari pacarnya…sedangkan aku ?

Setiap orang memiliki argumen sendiri – sendiri yang patut dihargai dan diakui oleh individu lain. Bagimu, kebiasaan menanyakan kabar, menanyakan “kamu lagi apa?”, menanyakan “udah makan belum?”..bukanlah merupakan hal yang penting.
Tapi cobalah lihat disini, aku selalu bersusah payah menarik perhatianmu,,tapi apa ? Gagal.

Waktu aku bilang “aku capek,,pelan – pelan aja jalannya…”
“aku kok pusing yaa …tapi kok Cuma sebelah aja…hmmmp..”
“perutku gendut i…padahal aku belum makan…”
“yaaa ampunn..pusing, tugasku banyak, aduh …bingung ngerjainnya”
“aduh ..panas,istirahat bentar yaa …”
Kamu Cuma diem dengerin aku kaya gitu…nggak ada tanggapan,, dan hal yang sering kamu katakan waktu kamu bosen dengerin aku kaya gitu , kamu selalu bilang “ kamu tu lho..orang kok ngeluh terus..yang cepet ..jangan lelet !”
Kamu tahu ?
Nggak semua wanita bisa sabar…
Aku bilang itu karena pengen mancing perhatian kamu…
Tapi apa…kamu ngancurin usahaku gitu aja…
Sakit ya dibilang gitu ? iya ? sakit ?
Jawabannya iya.

Hargailah aku kaya kamu ngehargain orang lain…
Nggak selamanya hati bisa kuat, nggak selamanya diri bisa tegar ..
Dan perlu kamu tahu,,,sabar itu ada batasnya…
Waktu aku bilang “ kepalaku sering sakit, dadaku juga…kenapa ya …aku sampe tidur tengkurep biar nggak sakit…”
Tapi kamu selalu bilang “ opo to….wong kok ngeluh terus ….”
Jangan bandingin aku sama dia yang pernah kamu banggain …”Dia itu kalo sakit nggak pernah ngeluh,dia diem,itu yang aku suka dari dia ..”
Itu yang kamu pengen dari aku ?
Aku bilang gitu bukan buat ngeluh, tapi biar kamu tahu apa yang terjadi sama aku, apa yang aku rasain tanpa perlu ada hal yang aku sembunyiin.
Perlu kamu tahu, aku gini dia gitu…belajarlah untuk mengerti aku layaknya aku belajar ngertiin kamu…

Yayaya … sikap orang berbeda – beda.
Faktor unsur budaya universal memang sangat mempengaruhi sifat, sikap dan motif seseorang dalam melakukan suatu hal. Termasuk aku ……………….dan kamu juga.


Aku dari sekarang mulai belajar mengerti.
Apa aku baru belajar sekarang ? kenapa nggak dari dulu aja sih ?
Salah. Aku udah belajar jadi pribadi yang mengerti…aku udah belajar itu dari dulu..aku selalu berupaya untuk jadi sabar…tapi  mungkin itu semua masih kurang…aku perlu belajar sabar lagi yaa…
Dan harus kamu tahu,,aku perlu membesarkan hati untuk mencintaimu.
Kamu tahu kenapa ?
Banyak hal yang perlu aku pelajari, dari sikap sabar, pengertian, sampai mengalah.
Dan juga banyak wanita yang nggak suka sama aku Cuma gara – gara aku pacar kamu ..
Apa kamu pikir itu adil  sedangkan sikap dan upayaku untuk pertahanin kamu itu begitu sulit….

Kadang aku merasa aku harus berdiri sendiri, waktu aku jatuh aku harus bangun sendiri, waktu aku lemah aku harus menguatkan diriku sendiri..
Itu nggak gampang sayang..nggak gampang…

Itu nggak cukup aku bayar Cuma dengan segelas air mata yang aku keluarin,,…
Tapi itu semua aku tebus ..aku bayar pake hati…

Itu sebabnyan aku perlu membesarkan hati untuk mencintai dan pertahanin kamu.
Waktu kamu tanya kenapa aku nggak menyerah ?
Kamu tahu kenapa ?
Karena aku nggak mau usahaku berhenti ,,,aku pengen buktiin sama kamu…sama mereka yang berupaya matiin perasaanmu ke aku…aku pengen mereka semua tahu kalo usahaku ini nggak sia – sia.
Aku nggak pernah berpikir untuk jadi orang terhebat yang pernah ada, karena aku tahu kurangku tu apa..
Dari segi fisik, intelektual, pemikiran sampai materi…aku kalah…

Cuma hati yang aku punya …ya…Cuma hati ,….
Tapi tolong hargain aku..walau aku Cuma punya hati …

Cerpen :Aku bingung antara Hati dan Sikapku


“Dita…aku sayang sama kamu…,” kata Tama padaku.

Tama memberikan kotak…kotak tentang kenangannya dengan masa lalunya..cinta pertamanya.

Dia bercerita banyak tentang itu..
Tentang banyak puisi yang wanita itu cipta untuknya..
Tentang banyak poto manis tentangnya dan wanita itu..ada pula tiket bioskop mereka dulu yang masih tersimpan..bahkan sebuah kartu pelajar milik wanita itu..wanita yang menjalin hubungan dengannya…sebagai cinta pertamanya di bangku SMA dulu.
Dia bercerita panjang lebar tentang wanita itu.
Tentang kebaikan – kebaikannya..
Tentang perbuatannya.
Dan tentang kenangan mereka berdua..

Aku hanya tersenyum.
Aku senang mendengar kejujurannya,
Tapi mungkin tidak dengan hatiku..
Mungkin hatiku mengira dia terlalu hafal dengan semuanya..
Dengan semua yang pernah mereka alami..

Mengapa harus menjadi masalah bagiku ?
Bukankah itu masih bisa diterima selama ia tidak mengulang masa lalunya ??


Aku mengeluarkan 5 buah photobox dari tasku.
Hanya 5 buah poto.
Aku mulai menceritakan masa laluku padanya…
“ Aku tak mengarang banyak puisi….aku juga nggak punya banyak poto..aku nggak memiliki cinta sebesar cintamu untuknya dulu…
Aku cuma punya ini, 5 buah photobox.
Ini selalu aku simpen, karena memang cuma itu yang aku punya..
Buatku, kenangan itu nggak petrlu dilewatkan dalam bentuk photo atau puisi..tapi cukup diukir dengan hati…
Dan itu yang sudah aku lakukan…”

Ingin sekali aku mengungkap kalimat – kalimat itu.
Tapi ternyata hanya tertahan di bibir saja.
Aku hanya diam dan tersenyum..

Aku mulai memasukkan 5 photo itu ke dalam sebuah kotak untuk dibakar bersama semua kenangan antara Tama dan masa lalunya..

Tak cukup banyak yang tahu kenangan antara aku dan masa laluku,
Karena aku tak pernah mengumbarnya,
Dan aku tak pernah mengabadikannya dalam bentuk apapun..

Memang orang berbeda – beda dalam mengukir kenangannya,
Seperti halnya aku,..
Mungkin aku hanya bisa diam dengan semua kenangan itu, dan aku tanggalkan begitu saja ketika mendapat yang baru..


Aku mengerti..


Mengapa menjadi masalah untukku bila dia masih menyimpan semua tentang – “nya” dan kenangan masa lalunya ?
Toh, dia juga nggak ngapa2in kan ,Dit ?



Jawabannya….
                        Cuma hati yang tahu…

Minggu, 13 Februari 2011

Papa Cuma di Mimpi ??


Kalo aja aku masih punya papa..
Aku pasti bisa hidup normal seperti yang lainnya..
Aku pasti bisa ngrasa bangga,
Dimana aku bisa tertawa bersamanya setiap malam,
Berbagi cerita tentang siapa pacarku sekarang dan apa yang aku impikan ….


Kalo aja aku masih punya papa,
Aku nggak akan ngerasa iri setiap temenku cerita,
“Nad..ini oleh2 dari papaku”
“Nad, kemaren aku habis makan keluar sama papa mamaku..”
“iya Nad, kemaren papa aku kenalin sama pacarku..”
Papapapapapapapapapa…


AKU BENCI KATAKATA MEREKA !!!


Mengapa terkadang aku harus iri karena aku nggak punya apa yang seharusnya aku punya…
Orangtua pacar ku dari dulu banget selalu Tanya ..
“Lahh papanya dimana dek ? kerja apa ?”
“papa udah nggak ada kok oom..”
Ato
“papa udah nggak ada kok tante..”
Sambil senyum aku ngomong gitu..


Papa tu nggak akan pernah tau kalo aku SELALU TERTEKAN dengan pertanyaan mereka…
“APA SIH HEBATNYA SEORANG AYAH KALO AKU NGGAK PERNAH NGRASAIN KASIH SAYANG ITU SEKARANG ???”


Kalo papa suatu saat nanti bisa baca ini,
Tolong denger…
“Pa…kenapa ninggalin aku …
Kenapa tega ninggalin aku waktu aku bener2 butuh figure dan bimbingan seorang ayah …
Kenapa papa pergi tanpa penjelasan…
Kenapa pergi ninggalin mama..
Kenapa pergi tinggalin kakak…

Papa tau nggak…
Aku ngetik kaya gini aja pake acara nangis segala..
Aku lebay ya pa ?
Iya ?
Aku lebay ?


Pa..
Aku pernah nangis waktu aku malam2 nggak tidur,
Dengerin mama bacain doa..
Nyebut nama anak2nya satu per satu..
Supaya anak2nya kelak berhasil..kelak sukses..


Papa kemana ?
Kenapa mesti nggak ada …
Bahkan aku nggak pernah denger kabarmu sampe sekarang ..
Papa kemana …
Surga ?
Ato neraka ?


Setiap mereka yang liat mukaku selalu bilang..
“Aduh..mirip banget sama papanya…”
“KAMU KEMANA PA ?? HA ?? AKU TU PINGIN LIAT PAPAKU WUJUDNYA KAYA APA SAMPE MEREKA BILANG AKU MIRIP BANGET SAMA PAPA…
SEMIRIP APA SIH ?????”

Kalo aja kamu liat anakmu sekarang kaya apa…


Aku bisa belajar dari mama…
Mama yang selalu ngajarin aku jadi orang yang sabar..
Orang yang selalu melihat kebawah..
“masih ada banyak anak yang nggak punya orang tua …kamu bersyukur ya masih punya mama…”
Itu kata mama..
Nggak akan aku lupain..


Nggak akan aku biarin mama ninggalin aku kaya papa ninggalin aku gitu aja…


Hebat ya mamaku..
Punya 2 figur sebagai ayah dan ibu…
Mamaku ya ibuku..tapi juga papaku…


Dan aku mau ngelakuin apapun buat mama…
Satu2nya orang yang mau berkorban buat aku sampe sekarang..
Sampe segede ini..


Sayang banget ya pa….
PAPA KU TU NGGAK PERNAH ADA..PAPAKU CUMA DI MIMPI…
DI KHAYALAN AKU…

Jumat, 28 Januari 2011

“Nad, Papa Mamaku Mau Cerai!”


“Nad, papa mamaku mau cerai !”
Itu ungkap Perak, sahabat ku yang aku kenal 3 tahun ini. Sahabat ku yang berparas cantik, namun berperilaku tomboy.
“Mereka nggak pernah mikir gimana jadi anak tunggal yang kesepian. Tiap hari Cuma ngomong sama hape. Mereka pikir itu enak ??”
“Tapi kan kamu masih punya temen Per, masih banyak yang peduli sama kamu.. aku, juga sahabat kamu kan,” ungkapku.
“Tapi aku lebih butuh mereka, orang yang ngidupin aku sampe sekarang. Mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka. Mereka egois. Mereka nggak pernah mikir gimana jadi aku..”
“Per..”
“Nad, waktu terima raport kemaren yang ambil tu aku sendiri.udah ke enam kalinya kaya gini… Aku tu pingin kaya mereka yang diambilin sama orang tuanya. Aku tu kesepian ,nad…Tiap hari Cuma disediain seragam sekolah sama sarapan. Apa itu cukup ? ha ?”
“Perak..tapi mereka udah nyoba buat peduli sama kamu.. mungkin kita harus ngertiin profesi mereka.”
“Bernaaddd…yang harusnya ngerti itu mereka. Apa susah sih buat nyempetin waktu 1 jam aja buat ngobrol sama aku. MEREKA MAU CERAI NAD, AKU HARUS IKUT SIAPA ??”
Perak menangis.
Aku pun ikut menangis mendengar curahan hatinya.
Nggak pernah kebayang aku punya orang tua seperti itu, mungkin nasibku masih lebih mujur karena meskipun mama ku adalah orang tua tunggal, tapi mama selalu ada buat aku.
***


“Nad, tolongin aku…aku tau kamu sahabatnya Perak kan..tolongin aku biar Perak simpatik sama aku..” kata Ody.
“Usaha ajalah dy, aku nggak bisa bantu banyak,” sahutku.
“Udah Nad, tau ndiri, dia nggak suka sama aku, dia bentak – bentak aku trus. Aku bawain buah – buah an pas sakit malah kamu yang makan. Gimana sih ?!”
“Lahh.. perak aja nggak mau makan, daripada mubazir,hayo..”
“Naaddd,pliss… aku sayang sama dia nad..” pinta Ody kepadaku.
Aku hanya diam. Pikiran ku campur aduk. Di satu sisi, aku kasihan sama Ody karena cintanya ditolak terus sama Perak. Tapi di sisi lain, aku kasihan sama Perak akan masalah-masalah yang dia hadepin sendiri.
“Ntar aku coba dy…”
“Bener ya nad…thanks, aku pulang dulu ya..” katanya pamit pulang.
Dia mengegas motor Satria warna biru, meninggalkan rumahku.
***


Aku masih ingat percakapanku dengan Perak dan Erick kira – kira 3 bulan lalu.
“Ya senenglah, siapa juga yang nggak ketagihan nginep dirumah kamu Per. Udah rumahnya bersih, wangi, luas, ada lapangan bolanya malah dibelakang rumah. Makanannya enak – enak lagi..hahahhaaha,” kata Erick.
Perak hanya tersenyum sinis.
“Apaan sih..udah ahh..beli batagor yuk,” ucapku.
Aku tau masalah yang dialami Perak hanya ia pendam sendiri dalam waktu yang cukup lama, mungkin ia tertekan.
“Ntar yank, aku mau godain dia dulu…”kata Erick padaku.
“Eh, Per, Ody tu suka loh ma kamu…terima aja napa? Ganteng juga, bermodal lagi…” lanjut Erick.
“Karena emang aku nggak suka. Lagian dia bekasnya si Bernad. Ogahh! “
Aku dan Erick tertegun mendengar kata – kata itu.
Aku pura – pura nggak ngrasa apa – apa dan beranjak pergi.
“Pak, batagornya tiga ya ..” kataku pada penjual Batagor.
***


“Nad, papa mamaku habis berantem lagi. Tadi waktu pulang sekolah, aku buka pintu rumah, tiba – tiba udah ada vas melayang di depan aku. Untung aja aku nggak kena,” katanya lewat telpon.
“Aduh Per, terus gimana keadaannya ? Aku perlu kesana sekarang nggak ? Kalo iya, aku telpon Erick sekarang biar bisa jemput ya …”
“Nggak usah Nad, tadi mama nangis terus. Udah ya nad, ntar aku telpon lagi…”
“Per…yang sabar ya..aku tau kamu kuat…” kataku menyemangatinya.
“thanks nad.” Ia menutup telpon.
***


“Per, aku udah diteras sama Erick, bukain pintu ya…” kata ku ke Perak lewat telpon.
“Hah ! apaan sih ? yaudah, tunggu bentar deh…”sahutnya.
Nggak lama setelah itu, dia bukain pintu.
“Aku takut kamu kenapa – kenapa. Nih, aku bawain roti Wonder coklat, itu dari Ody, katanya suruh kamu yang makan, jangan dibuang, gitu katanya..”
“Apaan sih nad..hahhahaa..aku tuh gak papa..pake dibawain roti segala..hahahha..tapi lumayanlah buat cemilan..hahahaha” jawabnya.
Aku tau kamu ketawa kaya gitu cuman buat nutupin perasaan kamu ,aku tau kamu tertekan, aku tau kamu butuh dorongan.
Aku pengen ngomong itu ke Perak, tapi cuma aku tahan dalam hati.
Aku, dia dan Erick ngobrol cukup lama di rumahnya sebelum aku pamitan pulang.
***


Waktu aku lagi masak, tiba – tiba ada telpon bunyi.
“Nak, kesini ya …,”
“maaf ini siapa ?”
“Ini tante, mamanya Perak…”
“Lohh..ada apa tante ?”
“Udah, kesini aja ya nak..,” dia menutup telponnya. Aku takut. Hatiku deg – deg an. Kenapa mamanya Perak telpon aku sambil nangis..
Aku bingung, sedangkan mamaku sedang sakit di rumah.
Aku pun telpon balik,” Tante, maaf, Bernad nggak bias kesana hari ini, mama sedang sakit.”
“Tapi ini Perak…..” ia berhenti. Aku hanya mendengarnya menangis lewat telpon.
“Tante ? halo, tan? Tante? Tante, ada apa ? perak kenapa tante? Tan …?” tanyaku.
“Besok kamu kesini ya nak..” pintanya padaku. Ia menutup telponnya sambil menangis.
Aku dilema antara sahabat dan orang tuaku.
Tapi aku memutuskan untuk menemani orang tuaku selama seharian itu.
***
Aku berusaha berpikiran positi sama sahabatku yang tomboy itu. Sahabaku yang cantik, sahabat yang selalu dukung aku ngelakuin banyak hal.
Malam itu, seusai baca Alkitab, aku berdoa dan tidur.
***


“Nad….Perak udah nggak ada..” itu sms dari Ody ..tepat jam 00.14
Tapi aku baru membaca pesan itu waktu aku bangun kira – kira jam setengah enam.
Aku nggak bales sms dari Ody.
Aku menangis. Menangis sejadinya. Badanku gemetar. Aku merasa bersalah tak bisa menemaninya setiap saat.
***


Siang itu, kira kira pukul 11 an .
Aku datang ke pemakaman Perak.
Aku lihat, ia cantik, sangat cantik.
Baru kali ini aku melihatnya memakai gaun putih dengan rambut terurai dan berkalung salib sambil memeluk Alkitab di dadanya.
Ia mengenakan sepatu putih hadiah dariku di hari ulang tahunnya dulu.
Ia tertidur. Tidur dalam mimpi indahnya untuk selamanya.
Tante menceritakan semua padaku sambil menangis..
“Kemarin tante sudah siapkan seragam di kamarnya, ia masih dikamar mandi, suara keran keras sekali, tante pikir ia sedang mandi.
Waktu tante kerja, tante ada firasat nggak enak,jam 2 siang tante buru – buru pulang langsung ke kamarnya Perak. Tante kaget, seragamnya masih ada, kamar mandinya masih tertutup dan air keran masih kencang. Tante panggil-panggil dia nggak ada jawaban. Waktu tante dobrak pintunya, dia udah tidur sama pegang pisau kecil di tangannya.di udah nggak ada nak….”
Aku menangis mendegar itu.
“Tante, maaf, 2hari lalu Perak telpon, katanya ia depresi, katanya hari ini sidang perceraian tante ya…maaf tante, saya nggak bermaksud ikut campur” kataku.
“iya nak…” jawabnya singkat.
“Lalu bagaimana tante ?”
“tante nggak jadi cerai, tante sama oom sayang sama Perak…” jawabnya.
Aku, Erick dan Ody menghampiri perak. Aku lihat bekas luka di pergelangan tangan kirinya. Aku menangis. Aku menghampirinya dan bilang “ Per, maafin aku, aku nggak bisa dateng waktu itu..kamu sahabat terbaikku…”
Erick memegang tanganku , menguatkanku.
“Kamu cantik..aku sayang sama kamu…” ucap Ody sambil menangis.
***

Selang waktu kemudian..
“Kok aku disini ?? Apaan sih..Perak mana ?” tanyaku ke Erick.
“Tadi kamu pingsan yank..aku yang bawa kamu kesini, tenang aja…Perak udah tenang disana..” jawab Erick menenangkanku.
Aku hanya menangis mendengar kalimat itu. Kalimat yang saat itu benar – benar tidak membuatku terhibur..
Semoga kau tenang disana kawan.
Dinda Avera Hermawan
26-12-2006

Minggu, 23 Januari 2011

Sepucuk Surat Untuk X

Sahabat,
tiba - tiba ku ingat saat awal ku mengenalmu,
sebuah potret masa terindah penyusun bait - bait kisah
bayangan bertamu ketika ku melepaskan genggaman
tanganmu...
kebersamaan yang ku rasa hilang, tergantikah dengan air mata
yang terbuang ?


semegah dunia yang kita ukir, telah rampung mencipta
sebuah akhir...
aku kesal saat tak bisa mencipta tawa,
aku menyesal pernah
buatmu kecewa.

simpanlah kenangan terbaik yang kita pahat
bersama.
meski kita,
memeluk bintang yang berbeda,
memandang ke langit yang berbeda,...
tapi kita tetap bisa melangkah bersama.
persahabatan kita tak akan lenyap meski
jarak pemisah membentang jaya, bahkan
ia kan bersiap
untuk pertemuan kita berikutnya,...

Terimakasih Sahabatku ... :-)

Ketika malam datang ..


malam ini,
aku bisa menggoreskan baris - baris
tersedih. menuliskan kata -kata
seperti, ” malam tlah hancur dan
bintang - bintang biru berpendaran
di kejauhan.” Angin malam bertiup
berputar - putar di langit dan bernyanyi


malam ini,
aku bisa menorehkan baris - baris
paling sedih. aku mencintainya,
dan mungkin dia pun juga begitu..


malam ini,
aku BENAR-BENAR menuliskan baris -
baris tersedih. berfikir bahwa aku
tak memilikinya, merasakan
bahwa aku tlah kehilangannya, dan
mendengarkan malam yang tak
bertepi, lebih tak bertepi lagi tanpa dia.
dan syair jatuh ke dalam jiwa laksana
embun jatuh ke huma - huma.
mengapa mesti menjadi soal bila aku
tak bisa menjaga cintanya ?
aku harus
dapat menerimanya, bahwa aku benar-
benar “KEHILANGANNYA…